Rabu, 09 April 2014

PENYEBAB KENAKALAN ANAK (BALITA)



Sering para ibu mengeluh tentang nakalnya anak kita, mengapa anak kita menjadi susah sekali untuk di atur, menjadi sulit menerima dan mendengarkan omongan orang yang lebih tua darinya, suka meledek dan mengumpat dengan kata-kata yang seharusnya belum pantas diucapkan oleh anak yang usianya masih di bawah 5 tahun. Mengapa saya mengangkat masalah anak balita atau anak di bawah 5 tahun. Karena sebenarnya di usia tersebut seorang anak akan belajar dari sekitarnya. Anak dengan usia 1 tahun sampai 3 tahun masih lucu-lucunya, masih belajar berjalan, belajar berbicara dengan celotehnya yang tentu akan membuat para ibu terkadang tertawa karena tidak mengerti apa maksudnya. Tapi anak dengan usia 4 tahun sampai 5 tahun di mana si anak sudah mulai bisa berbicara lancar, mengamati tentang sekitarnya, apa yang kita lakukan dan katakan sehari-hari, berinteraksi dengan teman-teman di lingkungan nya, teman-teman play group / Taman Kanak-kanak tempat di mana dia sekolah, biasanya jika kita terlambat menyadari si anak akan sedikit berubah. Yang biasanya waktu masih usia 3 tahun begitu patuh, begitu mudah untuk di nasehati, tapi begitu dia mengenal dunia play group / Taman Kanak-kanaknya menjadi lebih sedikit beringas, menjadi semakin sulit untuk di atur. Sebaiknya para ibu jangan langsung memvonis bahwa kenakalan anak kita di dapat dari lingkungan sekolah atau bermain nya. Coba ibu tanyakan pada diri ibu sendiri apa yang sudah saya lakukan untuk anak saya, apa yang sudah saya perbuat kepada anak saya. Berikut saya mencoba memaparkan penyebab balita kita menjadi sudah sekali di kendalikan.
1    .      Berikan Mainan / Berikan Waktu Bermain
Main atau bermain memang sudah menjadi dunianya anak-anak. Rasa penasaran seorang anak kecil tentang mainan apa yang dia mainkan akan membuat dia cepat berpikir. Terkadang ada para ibu yang  menjadi kesal lantaran rumah berantakan dengan semua mainan anak-anak dan akhirnya memutuskan untuk menyembunyikan semua mainan tersebut supaya si anak tidak bisa menemukannya. Memang kita sudah memberikan pelajaran supaya membereskan sendiri mainannya begitu selesai bermain. Tapi harus ibu sadari bahwa anak kita masih balita yang tidak bisa dengan sekali perintah dia akan jalan. Yang harus ibu lakukan adalah MENEMANI bermain, menerangkan jika anak kita bertanya, memberikan jawaban yang mudah di mengerti dan di cerna oleh anak dengan usia balita. Jangan pernah mengatakan “cerewet” jika anak kita sering bertanya karena kata-kata itu akan tertanam di memori otaknya. Bersama ibu ajak si anak untuk membereskan semua mainan nya begitu selesai dia bermain, menaruhnya di keranjang kemudian mengembalikan ke tempat yang seharusnya untuk menyimpan mainan. Lakukan hal tersebut secara terus menerus dan continue. Dari situ si anak akan belajar punya rasa tanggung jawab.
2    .      Berkatalah Yang Baik dan Santun
Capek dan lelah memang sudah menjadi keluhan yang biasa bagi para ibu. Dari pagi hingga petang seakan tidak ada habisnya melakukan pekerjaan. Terlebih jika si kecil mulai merajuk, mulai menunjukan tingkah yang kadang membuat kita tersulut emosi. Ibu itu tempatnya rasa sabar, segala bentuk kesabaran ada dalam diri para ibu. Ibu itu tempatnya rasa aman, segala rasa aman bisa di dapatkan dari seorang ibu. Jangan pernah membentak si kecil, jangan pernah turun tangan untuk membuat si kecil berhenti melakukan kesalahannya. Jangan mengeluarkan kata-kata kasar pada si kecil jika ibu sudah mulai putus asa. Sering saya melihat sekitar saya, memperlakukan si kecil yang balita dengan sangat kasar, dengan bentakan dan hardikan, terkadang juga cubitan yang malah akan membuat si kecil berontak dan tidak mau menuruti kita. Mengajarkan anak mengerti dan disiplin tidak dengan kata-kata kasar atau tindakan yang brutal. Jangan pernah berpikir bahwa si kecil akan tunduk dan patuh pada ibu jika ibu melakukan cara demikian. Berkatalah yang lembut, baik dan sopan. Memang si kecil tidak akan langsung menurut, mematuhi apa yang kita perintahkan kepadanya tetapi jika para ibu melakukannya dengan terus menerus yakin dan percaya bahwa si kecil akan mengerti dengan apa yang kita mau.
3    .      Berikan Ruang Bebas si Kecil
Selesai mandi sore, apa yang ibu lakukan...? Mengurung si kecil di lingkungan rumah (di halaman) atau mengajaknya keluar untuk bermain dengan anak tetangga seusia anak kita...?? Kadang ibu berpikir mengunci pintu pagar dan membiarkan si kecil bermain di dalam saja di dalam rumah, karena jika memberiarkan bermain di luar rumah akan menjadi capek untuk mengawasi sedang pekerjaan rumah masih belum beres semua. Jika ibu melakukan hal tersebut segera rubah. Si kecil butuh bermain yang bukan hanya memainkan benda mati saja. Si kecil butuh juga untuk berinteraksi dengan teman-teman nya di luar lingkungan tempat nya belajar. Jangan mengurung si kecil di dalam rumah terus menurus lantaran ibu tidak mau capek. Jika si kecil terus menerus mengalami hal tersebut pasti  si kecil akan semakin sulit di kendalikan. Pernahkan ibu mengamati si kecil tiba-tiba menjadi caper atau cari perhatian ketika ada tamu yang bertandang ke rumah kita, si kecil tiba-tiba saja berteriak-teriak, naik turun meja atau kursi hanya untuk supaya tamu kita memperhatikan tingkahnya. Hal tersebut terjadi lantaran si kecil tidak pernah menemukan ruang bebasnya, kita selalu membiarkan si kecil di dalam rumah saja dengan dalih capek jika harus mengikuti kemana dia bermain, atau kita menjadi khawatir jika saat dia bermain akan berkeringat dan kotor padahal sudah mandi dan akan membuat ibu menambah lagi pekerjaan untuk membersihkan atau memandikan kembali si kecil. Apa yang ibu anggap benar adalah siksaan tersendiri untuk si kecil.
4    .      Berikan Makanan / Minuman Bergizi
Sederhana, dari kecil kita sudah mengenal kata 4 sehat 5 sempurna. Berikan sayur, lauk-pauk, buah yang bisa merangsang perkembangan otak si kecil. Otak yang tumbuh sempurna akan membuat si kecil menjadi cerdas dan cepat belajar dari apa yang dia temui di sekitarnya. Jangan membiarkan perut si kecil kosong terlalu lama, jangan juga melarang atau bahkan memarahi ketika si kecil merengek minta susu “tadi kan sudah minum susu nak, nanti lagi susunya sudah mau habis”
Ibu, si kecil tidak perduli kaleng susunya menipis, atau si ayah yang kebetulan bekerja di luar kota belum memberikan uang jatah beli susu si kecil. Yang si kecil tahu hanya dia ingin minum susu tidak perduli sudah berapa botol atau gelas yang dia habiskan untuk susu.
Saya hanya menyampaikan apa yang saya temui di sekitar lingkungan tempat tinggal saya, kemudian mencoba share siapa tahu akan bermanfaat untuk para ibu. Ibu itu tidak boleh malas, ibu itu memang tempatnya capek dan lelah, ibu itu tempatnya sabar dan pemaaf, ibu itu memang tidak ada berhentinya mengurus si kecil sampai dia besar nanti. “TIDAK ADA ANAK YANG SUSAH DI ATUR, YANG ADA ADALAH IBU (orang tua) YANG TIDAK BISA MENGATUR ANAK” Ibu cerdas pasti akan memilih untuk sabar membimbing, memberikan pelajaran, mengatur anak. 

0 komentar:

Posting Komentar