Sering para ibu
mengeluh tentang nakalnya anak kita, mengapa anak kita menjadi susah sekali
untuk di atur, menjadi sulit menerima dan mendengarkan omongan orang yang lebih
tua darinya, suka meledek dan mengumpat dengan kata-kata yang seharusnya belum
pantas diucapkan oleh anak yang usianya masih di bawah 5 tahun. Mengapa saya
mengangkat masalah anak balita atau anak di bawah 5 tahun. Karena sebenarnya di
usia tersebut seorang anak akan belajar dari sekitarnya. Anak dengan usia 1
tahun sampai 3 tahun masih lucu-lucunya, masih belajar berjalan, belajar
berbicara dengan celotehnya yang tentu akan membuat para ibu terkadang tertawa
karena tidak mengerti apa maksudnya. Tapi anak dengan usia 4 tahun sampai 5
tahun di mana si anak sudah mulai bisa berbicara lancar, mengamati tentang
sekitarnya, apa yang kita lakukan dan katakan sehari-hari, berinteraksi dengan
teman-teman di lingkungan nya, teman-teman play group / Taman Kanak-kanak
tempat di mana dia sekolah, biasanya jika kita terlambat menyadari si anak akan
sedikit berubah. Yang biasanya waktu masih usia 3 tahun begitu patuh, begitu
mudah untuk di nasehati, tapi begitu dia mengenal dunia play group / Taman
Kanak-kanaknya menjadi lebih sedikit beringas, menjadi semakin sulit untuk di
atur. Sebaiknya para ibu jangan langsung memvonis bahwa kenakalan anak kita di
dapat dari lingkungan sekolah atau bermain nya. Coba ibu tanyakan pada diri ibu
sendiri apa yang sudah saya lakukan untuk anak saya, apa yang sudah saya
perbuat kepada anak saya. Berikut saya mencoba memaparkan penyebab balita kita
menjadi sudah sekali di kendalikan.
1 . Berikan Mainan / Berikan Waktu Bermain
Main
atau bermain memang sudah menjadi dunianya anak-anak. Rasa penasaran seorang
anak kecil tentang mainan apa yang dia mainkan akan membuat dia cepat berpikir.
Terkadang ada para ibu yang menjadi
kesal lantaran rumah berantakan dengan semua mainan anak-anak dan akhirnya
memutuskan untuk menyembunyikan semua mainan tersebut supaya si anak tidak bisa
menemukannya. Memang kita sudah memberikan pelajaran supaya membereskan sendiri
mainannya begitu selesai bermain. Tapi harus ibu sadari bahwa anak kita masih
balita yang tidak bisa dengan sekali perintah dia akan jalan. Yang harus ibu
lakukan adalah MENEMANI bermain,
menerangkan jika anak kita bertanya, memberikan jawaban yang mudah di mengerti
dan di cerna oleh anak dengan usia balita. Jangan pernah mengatakan “cerewet” jika anak kita sering
bertanya karena kata-kata itu akan tertanam di memori otaknya. Bersama ibu ajak
si anak untuk membereskan semua mainan nya begitu selesai dia bermain,
menaruhnya di keranjang kemudian mengembalikan ke tempat yang seharusnya untuk
menyimpan mainan. Lakukan hal tersebut secara terus menerus dan continue. Dari
situ si anak akan belajar punya rasa tanggung jawab.
2 . Berkatalah Yang Baik dan Santun
Capek
dan lelah memang sudah menjadi keluhan yang biasa bagi para ibu. Dari pagi
hingga petang seakan tidak ada habisnya melakukan pekerjaan. Terlebih jika si
kecil mulai merajuk, mulai menunjukan tingkah yang kadang membuat kita tersulut
emosi. Ibu itu tempatnya rasa sabar, segala bentuk kesabaran ada dalam diri
para ibu. Ibu itu tempatnya rasa aman, segala rasa aman bisa di dapatkan dari
seorang ibu. Jangan pernah membentak si kecil, jangan pernah turun tangan untuk
membuat si kecil berhenti melakukan kesalahannya. Jangan mengeluarkan kata-kata
kasar pada si kecil jika ibu sudah mulai putus asa. Sering saya melihat sekitar
saya, memperlakukan si kecil yang balita dengan sangat kasar, dengan bentakan
dan hardikan, terkadang juga cubitan yang malah akan membuat si kecil berontak
dan tidak mau menuruti kita. Mengajarkan anak mengerti dan disiplin tidak
dengan kata-kata kasar atau tindakan yang brutal. Jangan pernah berpikir bahwa
si kecil akan tunduk dan patuh pada ibu jika ibu melakukan cara demikian.
Berkatalah yang lembut, baik dan sopan. Memang si kecil tidak akan langsung
menurut, mematuhi apa yang kita perintahkan kepadanya tetapi jika para ibu
melakukannya dengan terus menerus yakin dan percaya bahwa si kecil akan
mengerti dengan apa yang kita mau.
3 . Berikan Ruang Bebas si Kecil
Selesai
mandi sore, apa yang ibu lakukan...? Mengurung si kecil di lingkungan rumah (di
halaman) atau mengajaknya keluar untuk bermain dengan anak tetangga seusia anak
kita...?? Kadang ibu berpikir mengunci pintu pagar dan membiarkan si kecil bermain
di dalam saja di dalam rumah, karena jika memberiarkan bermain di luar rumah
akan menjadi capek untuk mengawasi sedang pekerjaan rumah masih belum beres
semua. Jika ibu melakukan hal tersebut segera rubah. Si kecil butuh bermain
yang bukan hanya memainkan benda mati saja. Si kecil butuh juga untuk
berinteraksi dengan teman-teman nya di luar lingkungan tempat nya belajar.
Jangan mengurung si kecil di dalam rumah terus menurus lantaran ibu tidak mau
capek. Jika si kecil terus menerus mengalami hal tersebut pasti si kecil akan semakin sulit di kendalikan.
Pernahkan ibu mengamati si kecil tiba-tiba menjadi caper atau cari perhatian
ketika ada tamu yang bertandang ke rumah kita, si kecil tiba-tiba saja
berteriak-teriak, naik turun meja atau kursi hanya untuk supaya tamu kita
memperhatikan tingkahnya. Hal tersebut terjadi lantaran si kecil tidak pernah
menemukan ruang bebasnya, kita selalu membiarkan si kecil di dalam rumah saja
dengan dalih capek jika harus mengikuti kemana dia bermain, atau kita menjadi
khawatir jika saat dia bermain akan berkeringat dan kotor padahal sudah mandi
dan akan membuat ibu menambah lagi pekerjaan untuk membersihkan atau memandikan
kembali si kecil. Apa yang ibu anggap benar adalah siksaan tersendiri untuk si
kecil.
4 . Berikan Makanan / Minuman Bergizi
Sederhana,
dari kecil kita sudah mengenal kata 4 sehat 5 sempurna. Berikan sayur,
lauk-pauk, buah yang bisa merangsang perkembangan otak si kecil. Otak yang
tumbuh sempurna akan membuat si kecil menjadi cerdas dan cepat belajar dari apa
yang dia temui di sekitarnya. Jangan membiarkan perut si kecil kosong terlalu
lama, jangan juga melarang atau bahkan memarahi ketika si kecil merengek minta
susu “tadi kan sudah minum susu nak,
nanti lagi susunya sudah mau habis”
Ibu,
si kecil tidak perduli kaleng susunya menipis, atau si ayah yang kebetulan
bekerja di luar kota belum memberikan uang jatah beli susu si kecil. Yang si
kecil tahu hanya dia ingin minum susu tidak perduli sudah berapa botol atau
gelas yang dia habiskan untuk susu.
Saya hanya
menyampaikan apa yang saya temui di sekitar lingkungan tempat tinggal saya,
kemudian mencoba share siapa tahu akan bermanfaat untuk para ibu. Ibu itu tidak
boleh malas, ibu itu memang tempatnya capek dan lelah, ibu itu tempatnya sabar
dan pemaaf, ibu itu memang tidak ada berhentinya mengurus si kecil sampai dia
besar nanti. “TIDAK ADA ANAK YANG SUSAH
DI ATUR, YANG ADA ADALAH IBU (orang tua) YANG TIDAK BISA MENGATUR ANAK” Ibu
cerdas pasti akan memilih untuk sabar membimbing, memberikan pelajaran,
mengatur anak.
0 komentar:
Posting Komentar